Alhamdulillah, akhirnya bisa juga perform di Losari Beach Inn Resto 31 Desember 2012. Padahal kondisi tulang selangka kanan dan salah satu rusuk belakang patah akibat jatuh dari motor seminggu sebelumnya. Syukurlah, Allah swt masih memberiku kesempatan main sambil menahan rasa “nyut-nyut” di bahu. Dan Country Night pun sukses digelar.
Ketika Sukarno (d/h Soekarno) mencanangkan Manipol-Usdek (manifestasi politik, UUD 1954, sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin dan kepribadian Indonesia) pada 17 Agustus 1959, banyak seniman menjadi korban. Koes Bersaudara yang dinilai terlalu kebarat-baratan dan meniru gaya The Beatles dibui. Rambut gondrong dan piringan hitam impor yang berisikan musik rock ‘n roll di razia. Dansa-dansi dan pesta dansa dilarang. Kebebasan berekspresi menjadi mandul dan terselubung.
Sayangnya, ketika Suharto (dia lebih senang menulis namanya dengan Soeharto) berkuasa, seniman juga masih tetap terbelenggu. Banyak seniman pentas yang sulit mendapatkan ijin pementasan. Seorang Iwan Fals yang karyanya sarat dengan kritikan juga kena cekal di mana-mana. Bukan hanya itu, seorang menteri penerangan bernama Harmoko malah melarang pemutaran lagu “Hati Yang Luka” ciptaan Rinto Harahap yang dinyanyikan Betharia Sonata di media elektronik. Alasannya karena lagunya cengeng dan tidak mencerminkan kondisi bangsa pada saat itu. Baca lebih lanjut
Kalau Anda akrab dengan keyboard atau setidaknya pernah mencoba memainkannya, pasti Anda kenal satu titik di papan kunci yang membatasi area left-hand (tangan kiri) dan area right-hand (tangan kanan). Titik ini dikenal dengan istilah split-point yang biasanya terletak antara nada B(-1) dengan nada C-(tengah) atau pada middle-point.
Adanya split-point inilah yang memungkinkan kita memainkan akord lengkap dengan accompaniment (iringan) dengan tangan kiri dan memainkan melodi dengan tangan kanan. Dan karena kebutuhannya tidak banyak, area left-hand biasanya hanya punya dua oktaf. Sedangkan area right-hand biasanya tiga atau empat oktaf. Tergantung berapa keys yang dimiliki keyboard tersebut.
Lalu, apakah cukup ruang untuk memainkan akord hanya dengan dua oktaf papan kunci?
Mengapa tidak? Bahkan hanya dengan satu oktaf pun Anda bisa memainkan semua akord dasar. Mau bukti? Baik, sekarang misalnya kita punya satu oktaf papan kunci dari nada C hingga B seperti gambar berikut : Baca lebih lanjut
Seorang penyanyi atau vocalis sebaiknya tahu range nada suaranya. Karena dengan demikian akan mudah menyesuaikan nada dasar untuk sebuah lagu. Dari pengalaman mengiringi penyanyi-penyanyi lokal di kota saya, kebanyakan mereka tidak peduli dengan nada dasarnya sendiri. Ketika harus menyanyikan sebuah lagu baru kasak-kusuk tes suara nyari nada dasar yang kadang kala membuang waktu cukup lama dan membuat audiens tidak sabar menunggu. Bayangkan kalau kejadian itu berulang pada hampir setiap lagu yang akan dinyanyikannya. Baca lebih lanjut
Suatu hari ada seorang kenalan baru bertanya pada saya.
“Dulu belajar keyboard di mana? Berapa lama?”
“Sebenarnya saya tidak pernah belajar di sekolah musik formal,” jawab saya,
“Oo, jadi les privat ya? Siapa gurunya?” tanyanya lagi.
“Maaf, saya tidak pernah les privat dan guru saya banyak.”
“Wah, hebat dong, gurunya banyak, siapa aja tuh?”
“Saking banyaknya, saya sendiri gak ingat siapa saja guru saya. Karena saya tidak pernah bertemu langsung dengannya. Saya hanya belajar dari buku pelajaran yang ditulisnya…”
“Belajar main musik dari buku? Ah, mana bisa? Saya tidak yakin…” katanya.
Apakah Anda termasuk yang tidak yakin seperti kenalan baru saya itu? Baca lebih lanjut